Sabtu, 15 Maret 2008

Faedah Niat yang Benar


Wahai Saudaraku, jika kita berniat dengan benar dan memelihara semua amal kita demi memperbaiki hubungan kita dengan Allah ta'ala, maka Ia akan melimpahkan karunia-Nya kepada kita, meliputi kita dengan inayah-Nya dan membuat kita dapat merasakan kenikmatan dalam ber-mu'amalah dengan Nya sehingga hati kita menjadi lapang, dan kita akan mencapai istiqomah. disamping itu, kita akan memperoleh ilmu yang membuat kita dapat melihat segala sesuatu sesuai hakikatnya, mengetahui rahasia makhluk dan ragam prilaku mereka yang menakjubkan, sehingga kadang kala kita dapat menyaksikan pada diri seseorang sesuatu yang ia sendiri tidak melihatnya.
Kesungguhan dalam beramal dan ketekunan dalam menempuh jalan2 yang benar merupakan jalan yang ditempuh kaum sholihin. Namun, di zaman kita ini, orang yang menempuh jalan ini akan merasa kelelahan. ia harus bersabar menghadapi ketidak adilan dan penderitaan, serta membiasakan diri untuk menerima segala perlakuan buruk masyarakat. Banyak orang menentangnya, maka iapun akan menjadi sasaran gangguan. Oleh karena itu, ia harus bersabar dan bersyukur kepada Allah yang telah menunjukkan jalan yang benar kepadanya. sebab kelak dialah yang akan mengenyam hasilnya. jika kamu telah memahami hal ini maka beradablah dengan adab Allah ta'ala.
Hati-hati. hendaknya kamu jangan meneliti dan membeberkan aib orang lain. sebaliknya, amatilah rahasia Allah Yang Maha Bijaksana pada ciptaan-Nya. jadikanlah wisatamu itu dalam mengamati keajaiban-keajaiban ciptaan-Nya. Sayangilah semua ciptaan Allah dan syukurilah semua karunia yang telah ia berikan kepadamu. sesungguhnya semua makhluk diciptakan dengan rahasia dan hikmah, perhatikanlah rahasia tersebut dan bertindaklah sesuai hikmah itu. maka kamu akan menyaksikan berbagai keajaiban ( ahadiyah, af'aliyah, akmaliyah dan wujudiyah Allah ).
semoga Allah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita. amin
semoga bermamfa'at

Sabtu, 08 Maret 2008

Al Uns

Ikhwani wa akhwati pengunjung Sa'ad's Blog, jadikanlah shidq sebagai pusat perhatianmu dan awal semua urusanmu. Dikatakan bahwa shidq adalah pedang Allah di bumi. Apapun disentuhnya akan terpotong.

Ketahuilah, shidq memiliki dua arti : sshidqul lisan dan shidqul qolb, shidqul qolb adalah sumber shidqul lisan, dan selalu menjadi pegangan dan tujuan kaum sholihin. shidqul lisan adalah perbuatan yang baik, tapi shiddqul qolb merupakan sumber asal dari shidqul lisan. shidqul lisan dikatakan baik karena ia menunjukkan kemakmuran batin ( 'imaratul bathin ) dan kesucian jiwa. kebohongan lisan sangat jelek dan buruk, tapi kebohongan hati lebih buruk dan berbahaya karena menunjukkan kerusakan batin dan kehinaan jiwa. kebohongan hati dapat melahirkan berbagai perbuatan yang lebih buruk dari pada kebohongan lisan. Orang yang mudah berbohong dan tidak mempedulikan kehinaan dan kekurangan jiwanya, adalah orang yang rendah. Keadaan ini akan membuatnya jauh dari Allah SWT. Seorang manusia yang sempurna tidak rela melihat dirinya penuh kekurangan, meski tidak ada seorangpun mengetahuinya. Orang yang suka berbohong akan meremehkan aib dan kekurangannya sendiri, meskipun ia mengetahui aib kekurangan tersebut. sebagaimana dikatakan bahwa seorang pendusta tidak akan bohong, kecuali karena menganggap ringan ( dosa ) suatu kebohongan.

Olehkarena itu, ketahuilah, bahwa shidqul bathin tidak akan membelokkan hati dari jalan kebenaran, bahkan kejujuran akan menjadi syiarnya. Jika seseorang telah membiasakan batinnya dengan kebenaran dan shidq, maka lisannya akan sulit untuk diajak berdusta, karena " lisan adalah penerjemah hati "

Lisan hanya akan mengutarakan apa yang terdapat dalam hati. Jika hati shidq, mustahil lisan akan berdusta. Kini jelaslah, bahwa jika batin telah dibiasakan dengan kebenaran, maka kebenaran akan menjadi sifat dan karakteristik batin. Sehingga andaikan ia ingin berdusta, ia tidak mampu melakukannya, sebab yang demikian itu bukan sifat batinnya.

Semua ucapan dan perbuatan buruk seseorang ditimbulkan oleh keburukan batin. Hal ini terjadi karena akal yang lemah atau hawa yang menguasai dirinya dan menodai nuraninya ( sir ). orang yang dikuasai oleh hawa, setelah sadar akan menyesali semua kelalaiannya. Sedangkan orang yang berakal lemah, tidak akan sadar, tidak akan pernah mengetahui cacat batinnya, dan tidak pernah bisa diharapkan kesembuhan batinnya. Pahamilah ini dan berusahalah ( untuk bersikap shidq ), semoga dengan pertolongan dan kehendak Allah semua akan memperoleh kebenaran.

Allahu 'alam